31 Oktober 2008

(1) PROFIL : Ajang Adu Kreasi Suporter Bola Semarang

KORWIL SNEX BANYUMANIK :

Sekitar 300 anggota SneX Banyumanik telah siap menyambut ajang Adu Kreasi Suporter Bola Semarang yang digelar Dji Sam Soe, Jawa Pos Grup, dan Lintas Grup. Kelompok suporter yang bermarkas di Rasamala Timur II dan IV kelurahan Banyumanik ini akan mempersiapkan lagu baru serta menyiapkan seragam khusus untuk ajang ini
Menurut ketua Snex Banyumanik, Agam Aditya persiapan sudah dilakukan jauh-jauh hari. Nantinya, tak hanya mempersiapkan lagu dan seragam. Markas me-reka pun akan diganti suasana. “Kami akan mengecat skretariat dengan graffiti, serta mempersiapkan sebagai unit usaha dengan menjual atribut dan marchendise PSIS dan SneX,” katanya Kemarin (30/10)

Tak hanya itu, sebagai bentuk penghormatan kepada pendiri SneX, Makarius Pujo Sulistyo yang meninggal karena kecelakaan kereta ketika mendukung PSIS di laga Piala Emas Bang Yos. Rencananya sebelum ajang adu kreasi Suporter Bola. Anggota akan melakukan ziarah kemakam Makarius.


Persiapan lainya adalah dengan melakukan latihan tiap sore hari serta merancang strategi untuk ajang tersebut setiap malam harinya. Sehingga antar anggota dalam ajang itu semakin solid. “Tak hanya anggota cowok saja, ladies SneX juga turut urun saran demi ajang ini,” tandas Adam (rase)

[+/-] Selengkapnya...

29 Oktober 2008

Mungkinkah PSIS Semarang menjadi Sepakbola Industri ?

Written : Adhie S.
Pengamat dan Pencinta PSIS


Ada wacana mengemuka dalam beberapa hari terakhir ini tentang PSIS yang oleh manajer baru akan dibawa ke sepak bola industri. Apa yang dimaksud dengan sepak bola industri ? Sebenarnya jawabannya tidaklah jauh dari keinginan untuk menjadikan klub ini benar-benar profesional. Ukuran profesional dalam bisnis ini adalah bahwa klub dikelola dengan memperhitungkan bahwa setiap rupiah yang dikucurkan adalah investasi. Artinya, setiap rupiah investasi harus dapat dikelola, dilipatkan dan dipertanggungjawabkan kepada pemegang saham. Seperti sebuah perusahaan, PSIS nantinya juga dikelola dengan sistem dan tata kelola bisnis yang selalu menempatkan keuntungan sebagai hal yang utama.

Tidak seperti yang selama ini terjadi. PSIS dibiayai APBD, dan berapa biaya yang dibutuhkan dalam satu musim kompetisi tergantung negosiasi antara eksekutif dengan legislatif. Di sini biasanya terjadi tarik ulur banyak kepentingan, termasuk politik. Tidak salah jika akhirnya, pembiayaan sepak bola terkesan sangat membebani anggaran pemerintah daerah/kota. Secara sederhana sering digambarkan dengan jenaka, bahwa uang rakyat miliaran rupiah hanya dipakai untuk kegiatan 22 orang rebutan bola. Yang merasa dituding balik menjawab, bahwa karena sepak bola masyarakat menjadi senang, bahagia dan tentu itu baik untuk menjaga atmosfer batin masyarakat.

Karena sifatnya yang demikian itu, maka sepak bola kemudian diminati untuk dijadikan media bagi kalangan tertentu yang berkepentingan dengan penggalangan massa. Tarik menarik kepentingan politik kemudian ikut mewarnai, termasuk dalam penentuan pasokan biaya kompetisi. Sebenarnya ini wajar saja. Tetapi, bagaimana bentuk pertanggungjawaban atas penggunaan dana APBD tersebut ? Terutama menyangkut tentang pencapaian prestasi. Tidak ada satu pun yang bisa menjamin bahwa dengan biaya sekian miliar keluar sebagai juara. Karena tidak ada jaminan itulah, maka masalah ini bertentangan dengan semangat dan filosofi anggaran berbasis kinerja.

Di tengah kesulitan seperti itu General Manajer PSIS Anis Nugroho Widharto melontarkan gagasan untuk membawa klub ini menjadi sepak bola industri. Bahkan dia menegaskan, jika PSIS tidak lagi bergantung anggaran pemerintah maka diyakini bebas pula dari kepentingan dan tekanan politik. Ditilik dari niat, gagasan, dan semangatnya tentu sangat menarik. Suatu lompatan luar biasa seandainya benar bisa melepaskan diri dari ketergantungan pemerintah. Karena, jika terus menerus bergantung pada APBD klub-klub dan pengelolanya sepanjang masa tidak akan bisa mandiri. Sangat mudah menjadi manajer karena apa pun dan bagaimana pun biaya akan tetap dipasok dari APBD.


Jika klub ini dikelola secara profesional, maka harus diperlakukan seperti unit usaha. Perusahaan berdiri karena ada pemegang saham. Di sini bisa perorangan, perusahaan, sekelompok orang, pemerintah kota berbagi kepemilikan. Tentu ada modal disetor, dikelola oleh manajer, yang kemudian dipertanggungjawabkan. Sebagai entitas bisnis, semua lini kalau bisa harus menghasilkan uang, mulai dari tiket, asesoris, sponsor, dan sebagainya. Dengan model pengelolaan seperti ini, seorang GM dituntut kreatif dan inovatif dalam menghasilkan uang. Tantangannya bukan hanya mendapatkan kemenangan demi kemenangan, tetapi bagaimana menghasilkan keuntungan bagi klub.

Jika itu terjadi, PSIS benar-benar pindah kwadran. Pindah dari mentalitas “nyadhong” dan “njagakke” menjadi mentalitas kerja keras ! Berlangsunglah pula revolusi budaya yang sangat dimungkinkan menjadi lebih dinamis dibandingkan saat ini. Semangat seperti ini seharusnya didukung, diberikan ruang yang cukup agar gagasan tersebut bisa diwujudkan. Janganlah pesimistik terhadap setiap keinginan untuk berubah. Kepada pemilik gagasan tetaplah kukuh dan tidak goyah karena setiap perubahan di mana pun akan selalu disikapi dengan pro, kontra, lihat-lihat keadaan dulu dan cuek. Sungguh sebuah gagasan yang patut didukung untuk memandirikan pengelolaan klub sepak bola.


[+/-] Selengkapnya...

27 Oktober 2008

FUTSAL KITA UDAH 6 BULAN

Nggak terasa udah enam bulan berdirinya "SEMARANG EXTREME FUTSAL COMMUNITY", futsal ini dikomandani langsung oleh Jendral Lapangan Kang Arief Bendhel, bos ringtone dan mp3, dan winger masa depan Khusnul "Murisah" Yakin. Masalah prestasi kayaknya masih perlu diasah lha piye. tiap minggu formasi tim selalu berubah, dan mesti akeh guyone.. lawan tim tanding ato eksebisi sering kalah... (padahal Susi SNEX wis bengok-bengok..) yang penting bisa gayeng dan menghilangkan stress setelah seminggu bekerja, belajar, dan nganggur ..hehe..

Bal-balan indoor ini rutin dilakukan tiap hari Minggu pagi jam 09.00 WIB, di Graha Futsal di jalan Alteri Semarang. Oh yach.. setelah futsalan ini dilanjutin acara "KAJIAN DAN DISKUSI SNEX" yang dimoderatori oleh Bang Jun dan mantan wartawan dan pendiri Bolamania Toha Chumaini ,biasanya diskusi mengenai PSIS, SNEX dan seputar sepakbola Indonesia, nggak lupa pula rekan-rekan memberi masukan dan kritik ke "SNEX CYBER", yang dipegang oleh newbie-newbie kelas kampung, Mas Arief, Bang Noor, dan Lek Di alias ADIT (bosse seni, kreasi dan humas di PP SNEX)..

Bagi yang gak suka acara kayak gituan biasanya langsung ngacir ke warung padang, mas Enjang di depan Stadion Citarum.. biasanya kalo konco dewe dapat kortingan.. 1 piring nasi padang + sayuran + ndok putih + sambel dan Es teh dihargai cuman 5000 perak. Kalo masih punya dana kabur ke Bandungan untuk "narik kabel", biasane sing usul paling banter itu Korlap SNEX, Pak Joko Musi dan Joko Pur.

Scuad Mawut Snex Futsal


Koordinator Futsal Arief Bendhel


Istirahat, Gantian Karo Pemain Cadangan


Lek Di Cidera .. Pemain Cadangan Main Meneh ...


Yach begitulah.. kira-kira gambaran kegiatan yang rekan "SNEX COMMUNITY" lakukan.. sing penting iso kumpul, iso mangan, iso seneng-seneng.... lah kok enak men....

[+/-] Selengkapnya...

23 Oktober 2008

SNEX TETAP DAMPINGI MAHESA JENAR

Snex_News : Akhirnya Suporter Semarang Extreme bisa masuk ke Stadion Gelora Bumi Kartini (GBK) Jepara, hal ini sampaikan oleh Sekertaris Umum SNEX Dwi Utomo, SH setelah beliau sampai di Semarang kemarin malam. Kejadian anarkis yang dikhawatirkan sirna setelah jeda dan setelah pertandingan usai. Ratusan aparat keamanan dan beberapa korlap Jetman/Banaspati berada di tengah-tengah mereka. "Walaupun PSIS kalah pinalty, namun kondisi tetap tenang dan kondusif", ucap Mas Dwi. Secara langsung beliau mengucapkan terima kasih kepada jajaran kepolisian dan suporter Jepara, Jetman, Banaspati dan warga Jepara. Untuk kedepan diharapkan suasana kondusif seperti ini, untuk dipertahankan terutama menjelang laga away Persijap di Semarang pada putaran kedua nanti.

Selain ini seluruh jajaran Snex Cyber mengucapkan terima kasih kepada Jetmen Cyber atas surat terbuka yang tulus kepada semua suporter dan warga Semarang,

emang indahnya kebersama`an ,kami juga gag menginginkan perpecahan ,apalagi Qta sodara seJATENG ,alangkah lebih baik Qta memajukan sepakbola jateng ,Qta msh kalah sm sepakbola jatim... Pertandingan kemaren sore sudah membuktiukan KALO QTA bisa BERSATU ,duduk manis ,nyanyi bareng ,dan yg terpenting junjung tiggi sportifitas... Dulu mungkin psis slalu d atas persijap ,tapi mungkin sa`atnya kami yg d atas psis ,begitulah sepakbola !!! huke lah Qta mulai dari noL, apapun dan bagaimanapun kalian sodara tua kami ,JETMAN, snex ,banaspati ,PANSER BIRU sekarang sa`atnya bersatu bukan berseteru !!! jetman cyber

Petikan wawancara Sekum Snex kpd Seputar Indonesia.Com


SEMARANG - PSIS Semarang sepertinya tak akan tampil sendirian saat bertandang ke Stadion Gelora Bumi Kartini (SGBK) Jepara menantang tuan rumah Persijap, Rabu (22/10/2008). Sebab, Snex salah satu kelompok suporter pendukung PSIS akan mendampingi lawatan mereka.

Bentrok antarsuporter yang mewarnai laga Persijap versus PSIS, 12 Maret 2006 silam, ternyata tak menyurutkan niat mereka untuk tetap ngelurug ke Jepara. Hingga petang kemarin, sudah ada sekitar 100 personel Snex yang siap bertolak menuju Kota Ukir. "Jumlah tersebut kemungkinan masih akan bertambah lagi. Karena saya lihat, antusias teman-teman untuk datang ke Jepara sangat besar sekali," terang Dwi Utomo.

Pria yang saat ini menjabat sebagai Sekum Snex itu mengaku, tak khawatir akan timbul hal-hal yang tidak diinginkan. Meskipun beberapa hari sebelumnya, ratusan suporter Persijap yang mendukung tim kesayangannya berlaga di Stadion Jatidiri, Semarang melawan PSMS Medan sempat mendapat serangan dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.

"Kami sendiri tidak tahu apakah itu anggota Snex atau bukan. Yang jelas, tidak ada niatan kami untuk melakukan balas dendam kepada suporter Jepara. Di level atas sebenarnya sudah tidak ada masalah. Yang sulit dikendalikan adalah arus bawah," lanjutnya.

Terkait rencana keberangkatan mereka ke Jepara, Dwi mengaku telah melakukan koordinasi dengan Panitia Pelaksana (Panpel) dan jajaran pengurus suporter Persijap. Dwi menyatakan, mereka semua welcome atas kedatangan Snex. "Bahkan, Panpel siap memberi pengamanan khusus dengan cara mengawal kami ketika memasuki dan keluar dari Jepara."

"Dengan catatan, kami memberikan konfirmasi jumlah personel yang akan dibawa. Seperti yang telah disepakati bersama, kami akan datang ke Jepara tanpa mengenakan atribut suporter" jelas Dwi.

Dia menghimbau kepada seluruh anggota Snex yang akan berangkat ke Jepara untuk tidak memakai kendaraan pribadi. Rencananya, mereka akan berangkat dari Semarang menuju Jepara menggunakan truk Pengendali Massa (Dalmas). "Ini untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan," pungkasnya.

[+/-] Selengkapnya...

22 Oktober 2008

KITA PERNAH DI JEPARA .. !

- KITA PERNAH DI JEPARA
- KITA PERNAH BERTERIAK..
- KITA PERNAH BERNYANYI DI SANA
- YA..! KOTA BUMI KARTINI KITA BERADA
- DEMI KEJAYAAN DAN KEBANGGAAN SEMARANG
- BIRU LANGITKU.. BIRU NADIKU.. MAHESA JENARKU
- TAK KENAL LELAH AKU MENDUKUNGMU.. SELAMANYA......








[+/-] Selengkapnya...

21 Oktober 2008

PSIS Simpan Tujuh Pemain Pilar

Snex_News : Menghadapi Persijap Jepara, Rabu (22/10) di Stadion Gelora Bumi Kartini, Pelatih PSIS Bambang Nurdiasyah bakal menyimpan beberapa pemain pilarnya. Terutama, para pemain yang dalam laga sebelumnya mendapat kartu kuning.

Saat ini tercatat tujuh pemain Mahesa Jenar mengantungi kartu kuning. Mereka adalah Ilham Asdat, Didik Darmadi, Edson Leonardo, Salomon Bengondo, Ferry Ariawan, Denny Rumba serta Sapto Widiantoro. Mereka disimpan untuk pertandingan tandang berikutnya lawan Persita Tangerang di Stadion Jalak Harupat pada 25 Oktober.

Namun demikian, pelatih yang akrab disapa BN ini menolak dikatakan ''melepas'' pertandingan melawan tim berjuluk ''Laskar Kalinyamat''. Meski akan menurunkan pemain yang jarang dimainkan, timnya tetap bertekad mencuri poin di laga tersebut.

''Pemain yang terkena kartu kuning tidak akan dimainkan. Kami ingin memberi kesempatan kepada pemain yang jarang main untuk tampil lawan Persijap,'' ungkap Bambang usai latihan Senin (20/10) sore.



Para pemain yang jarang main tersebut diyakini punya semangat dan motivasi lebih. Mengingat pertandingan tersebut dipakai sebagai ajang pembuktian diri bahwa mereka pantas menjadi starter. ''Kami tetap fight, langkah ini dilakukan semata-mata pertimbangan strategi,'' katanya.

Perombakan komposisi pemain tersebut, diakui Bambang, juga akan mempengaruhi formasi tim yang dipakai untuk melawan tim asuhan Junedi. Biasanya, pola yang dipakai 4-4-2. Tapi, khusus pertandingan lawan Evaldo dan kawan-kawan besok, Idrus Gunawan dan kawan-kawan diinstruksikan bermain dengan pola 4-5-1.

Bambang akan memakai striker tunggal dengan dua gelandang bertahan dan satu gelandang serang. Penumpukan sejumlah pemain di lini tengah tersebut dimaksudkan untuk membendung agresivitas permainan tim tuan rumah. Suplai bola dari lini tengah ke lini depan diminimalisir.

''Skill individu pemain tim lawan yang sedikit lebih unggul, akan dilawan dengan bermain kolektif dan disiplin,'' tegas mantan pelatih Arema Malang itu.

''Saya mengintruksikan anak-anak bermain sabar. Menunggu saat yang tepat untuk melancarkan serangan. Target kami minimal bermain seri,'' imbuh mantan arsitek Timnas U-21 di Piala Kemerdekaan lalu.

Lebih lanjut Bambang mengemukakan para pemain pilar yang disimpan itu akan dipersiapkan menghadapi pertandingan tandang berikutnya lawan Persita Tangerang (25/10). Peluang mencuri poin di laga tersebut relatif terbuka. Apalagi pertandingannya dilakukan di Stadion Jalak Harupat. Stadion tersebut sama dengan tempat ''netral''.

''Makanya pemain yang terkena kartu kuning tidak kami turunkan saat lawan Persijap. Itu terlalu riskan. Mereka bisa terkena kartu kuning lagi sehingga absen lawan Persita. Tentu itu akan merugikan tim. Mengingat peluang mencuri poin di Persita lebih besar daripada di Persijap,'' katanya.

''Persita tim bagus. Materi pemainnnya juga sama dengan PSIS. Tapi bermain tidak dikandang mereka bagi kami merupakan sebuah keuntungan untuk memetik poin,'' tandas Bambang. (SM)


[+/-] Selengkapnya...

18 Oktober 2008

Balas Dendam itu masih Berlanjut ...!!

Niat kedatangan suporter Jepara, disambut dingin oleh Ketua Umum SNEX, Edy "bosse" Purwanto, H-1 suporter dari Jetmen dan Banaspati menginformasikan untuk datang ke Semarang dengan damai. Hal itu ditanggapi oleh bosse untuk sementara suporter Jepara untuk jangan dulu masuk ke Semarang, karena masih banyak orang Semarang yang trauma akan kejadian lalu, dan diindikasikan akan melakukan balas dendam.

Keinginan itu ternyata, ditampik oleh para pengurus suporter Jepara karena Panpel Medan mempersilahkan untuk datang ke Stadion Jatidiri Semarang. Itu karena berkaitan dengan tiket dan pemasukan. Dengan janji akan mendapatkan perlindungan dan pengawalan Polisi maka datanglah suporter dan penonton Jepara.

Jauh-jauh hari sebenarnya perang antar suporter sudah memanas, melalui dunia cyber dengan berbagai coment dan balasan posting yang menakutkan...


Laporan Saksi Mata Tentang Rusuh antara Semarang dan Jepara...


pertempuran sebenarnya sudah dari awal masuknya suporter persinjep arah semarang..
blokade akhirnya putus karena ribuan orang Jepara dan ratusan motor dan mobil plat K__C masuk dengan cepat.. ini saya dapatkan info dari teman2 dari kaligawe dan sekitar pengapon.
karena tidak berhasil menghalau keluar semarang, anak2 langsung menuju ke jatidiri untuk melanjutkan pekerjaan mereka.

pukul 15.30 saya masuk ke area jatidiri.. dari jauh sudah terdengar riuh rendah suara suporter medan dan persinjep, saya mempercepat laju motor saya.. dan bergabung dengan temen-teman disana. ternyata para suporter semarang banyak juga. sweeping kta persinjep tidak berhasil, kemudian beralih ke sweeping motor dan mobil plat K__C. Saya mendapat info banyak mobil dan motor di parkir di area kolam renang dan sekitarnya. ada juga motor plat K__C yang di parkir di timur dan utara. akhirnya motor2 tersebut "dikerjai" dengan penggebosan ban dan menyobek ban dengan pisau, bensin dan helm disikat tak bersisa... lebih miris lagi ada motor yang ban depannya + pelek sudah tidak ada.. :D

kemudian saya masuk ke pintu barat-utara, disana base campnya kampak medan (kira 30 orang), disana saya ketemu dengan miss Herna Pardede, bajunya itu lho cek..cek.nonton bola kok pamer wudel... sing geli denger orang2 batak ini ngomentari bola : kalo tendangan pojok mereka ngomong : "a sing sing so", kalo ada pemain yang terkapar mereka bilang : "buang mayatnya", dll . back to topic..

suporter jepara sungguh diluar dugaan saya .. sangat banyak mungkin sekitar 2000 orang.. dengan syal dan baju2 merah... setelah babak ke-II selesai suporter jepara yang ada di tribun timur tidak berani keluar.. karena telah di blok anak2 snex. akhirnya mereka turun ke sintelban dan keluar melalui pintu selatan di kawal polisi. sementara suporter yang ada di luar di pukul mundur oleh polisi dengan kuda, anjing dan monyet :D

konsentrasi masa jepara di sekitar pintu selatan, barat, dan area parkir kolam renang... melihat suporter semarang yang sudah tidak terlihat akhirnya mereka pulang dengan santai melalui jalan karangrejo raya, ternyata yang para infantri juga banyak.. rata-rata umur mereka sudah dewasa dan jarang terlihat wajah2 percil dan bayi.

menjelang magrib, tragedi itu terjadi.. suporter yang terpukul di jatidiri telah mengambil posisi aman di gang sempit di sekitar jalan karangrejo raya.. dan tersebar di sekitar don bosco, kaliwiru, perintis dan depan pln.. waktu itu penjagaan polisi masih minim.. akhirnya jalan karangrejo raya menjadi ladang pembantaian mobil dan motor jepara :D :D
batu dan kayu, menghantam dasbord, kaca dan body mobil, sungguh pemandangan yang mengerikan sekaligus menyenangkan wkakakak... beberapa wartawan mengabadikan moment langka tersebut...

mungkin karena mendapatkan laporan, polisi akhirnya datang di TKP.. dengan pentungnya.. suporter yang memiliki kendaraan langsung lari masuk kampung.. sedangkan suporter yang gak punya motor berusaha lari sejauh jauhnya. namun ada yang ketangkap dan menjadi bulan-bulanan "oknum polisi". akhirnya suporter jepara bebas dari kehancuran yang lebih parah lagi :D..

pukul 18.30 blokade polisi di depan pln diperketat.. dan sepanjang jalan menuju kaliwiru.. pastinya di daerah semarang lain juga ada yang melakukan aksi tersebut. tak pikir-pikir kejadian itu belum seberapa kalo di bandingkan dengan kebrutalan ketika rusuh di jepara tempo dulu..

sekian....
ada yang senang ada yang tidak puas.. wajar adanya..

[+/-] Selengkapnya...

17 Oktober 2008

Menatap Pertandingan Penting Deltras..

Snex News : Menang adalah harga mati buat PSIS, tergelincir sedikit saja fatal akibatnya. Point penting lawan Deltas wajib direbut oleh anak-anak Semarang kalau tidak masuk kotak lagi. Andaikata tim-tim papan bawah kemungkinan bisa menyodok ke atas seperti PSMS, PERSITARA, PERSITA, dipastikan PSIS menjadi juru kunci kelasmen sementara Liga Super 2008.

Yach.. fokus.. fokus, disiplin dan daya juang sampai menit akhir.. kunci kemenangannya. Dengan dan tanpa Manajer dan Suporter, PSIS harus mempersembahkan yang terbaik kepada orang-orang yang hidup dan mati demi PSIS, jangan mengecewakan mereka ... anggaplah pertandingan lawan Deltras layaknya partai puncak.

Stadion Jatidiri bolehlah sepi, Stadion Jatidiri bolehlah senyap.. tapi api cinta kami tetap membara sampai akhir. Darah kami akan selalu meletup setiap mendengar, melihat, dan merasakan. Semangat kami, kami titipkan di kakimu.. Asa kami, kami titipkan di kepalamu.. jangan kamu sia-siakan.. maju terus PSIS .. Deltras di "bunuh saja"..............!!!!!


Ayo... cah datang ke Stadion Jatidiri besok Sabtu.. beri sambutan dan tepuk-tangan yang meriah kepada pahlawan-pahlawan PSIS ketika masuk ke Stadion Jatidiri. Kumpul di Pelataran Parkir Utara. SNEX PO RA' !!!

[+/-] Selengkapnya...

13 Oktober 2008

Pakai saja wasit luar negeri !

Dua mantan wasit FIFA asal Jateng, Soetojo HS dan Widianto Nugroho mengaku prihatin atas seringnya terjadi insiden di tengah lapangan hijau yang terkait dengan korps wasit. Padahal kompetisi tahun ini, berlabel Indonesia Super League (ISL). Insiden terakhir terjadi usai PSIS menjamu PSM di Stadion Jatidiri, Semarang, Minggu (12/10) malam. Usai meniup peluit tanda laga berakhir, wasit Yandri dari DKI Jakarta diburu oleh Asisten Manajer PSM, Faizal Manaing. Melihat gelagat akan dipukul, Yandri mencoba membela diri dengan pukulan ke rahang Faizal. Dan asisten manajer berbadan besar itu pun terkapar, mulutnya berlumuran darah.

Tragedi di Stadion Jatidiri sebelumnya terjadi saat General Manager PSIS, Yoyok Sukawi berlari memburu wasit ke tengah lapangan usai babak pertama berakhir. Yoyok mencoba memukul wasit Sunarjo Joko (Jember), namun pukulannya luput. Peristiwa tersebut terjadi Kamis (9/10) lalu ketika PSIS menjamu PSMS.

’’Sebagai mantan wasit, saya prihatin sekali. Rumit jika harus menilai siapa yang salah, apakah wasit atau asisten manajernya. Bisa saja, wasitnya kan capai juga, mau dipukul ya bereaksi seperti itu. Sebaiknya, semua yang terlibat dipanggil untuk dievaluasi,’’ kata Soetojo saat dihubungi Wawasan, Senin (13/10) pagi tadi.

Menurut wasit yang sudah memimpin laga di 15 negara itu, pihaknya menyarankan agar PSSI kembali mengevaluasi kompetisi Super Liga yang kini sedang berlangsung. Semua perlu dievaluasi, mulai dari pesertanya sampai wasit yang memimpin pertandingan.

’’Harus dievaluasi kompetisi berlabel super ini. Yang namanya super, tentunya ada pertimbangan yang superketat. Benarkah semuanya sudah dilaksanakan oleh PSSI. Manajemen Super Liga ini yang menurut saya harus dievaluasi,’’ kata pria yang sudah 16 tahun menjadi wasit nasional itu.

Soetojo mengakui, wasit selama ini sering dianggap sebagai biang dari kekalahan sebuah tim. Bahkan, istilah ’wasit pesanan’ sering mengemuka. Sebaiknya, kata dia, jika PSSI dan klub-klub diIndonesia tak lagi mempercayai kemampuan wasit dalam negeri, pakai saja wasit luar negeri. "Menurut saya, ya gunakan saja wasit luar negeri. Ini kan sudah profesional," ucapnya.

Belum pantas


Hal senada diungkapkan Widianto Nugroho. Menurut mantan wasit FIFA tahun 1994- 1998 tersebut, fonomena wasit menjadi "sasaran" diakibatkan banyak hal. "Sebaiknya semua perangkat pertandingan kembali ke kittah," ujarnya.

Widianto menilai, kompetisi dengan lebel Super League kali ini sebelumnya belum pantas, jika banyak kejadian unfair play. "Dibuang dulu kemasan Super League. Masak kompetisi super, namun banyak hal yang tidak sesuai dengan namanya," kata Widianto, seraya memberi contoh lain, beberapa tim terlambat membayar gaji pemain berbulan-bulan, tidak seharusnya terjadi di Super League.

Padatnya jadwal pertandingan, ujar Widianto, juga menjadi salah satu sebab. "Recovery wasit menjadi berkurang karena jadwal pertandingan sangat padat. Jika wasit dalam kondisi tidak in, secara otomatis bisa salah saat memimpin tanpa sengaja," ujar Widianto yang saat ini menjadi Tim Penilai Wasit Nasional.

Warisan Orba
Sementara itu menurut kriminolog Undip, Budhi Wisaksono SH MH, kejadiankejadian tersebut merupakan fenomena warisan Orde Baru. Menurutnya, budaya kekerasan berhubungan erat dengan sikap pemerintahan Soeharto pada waktu itu.

"Dulu di jaman orba, beliau sebagai pimpinan suka menerapkan paradigma kekuasaan. Hal itulah yang kini disalahgunakan, tidak untuk membela rakyat yang lemah justru digunakan untuk melanggar aturan, " terangnya, kepada Wawasan, Senin (13/10) tadi pagi via telepon.

Akibatnya, masyarakat terbiasa dengan "pendidikan" bahwa untuk meraih dan menjaga kekuasaan diperlukan kekerasan. Faktor kedua adalah masyarakat tak lagi percaya pada pemerintah bahkan kepada sesama anggota masyarakat.

Ditarik garis lurus, fenomena pemukulan wasit dalam pertandingan sepakbola, disebabkan oleh adanya pihak yang merasa dirinya berkuasa. Selain itu, pihak tersebut juga merasa memiliki pendukung, massa atau suporter.

Dan akibat krisis kepercayaan serta sikap harus menang dan tak mau menerima kekalahan itulah muncul kasus pemukulan terhadap pengadil.

"Warisan sikap memaksakan kehendak itulah yang hingga kini masih dipegang teguh, bahwa saya harus menang, dan jika ada pihak yang tidak memberi kesempatan saya untuk menang, maka akan saya sikat karena saya berkuasa," terangnya panjang lebar.

Berkaitan dengan kasus hukum pemukulan tersebut, Budhi menjelaskan bahwa si pemukul bisa saja dikenai pasal penganiayaan. Apalagi jika korbannya mengalami cacat permanen sehingga tidak bisa beraktivitas kembali.

Fakta bahwa wasit Yandri memukul terlebih dahulu meski beralasan membela diri menurut Budhi, tetap tidak bisa diterima. Pasalnya, ofisial PSM tersebut belum terbukti memukul. "Yang bisa wasit lakukan saat itu ya menghindar atau menangkis jika pun ia hendak dipukul, jadi bukan mendahului memukul," tegasnya. (Wawasan)

[+/-] Selengkapnya...

11 Oktober 2008

Antara YS dan Suporter Semarang

Snex_News : Ucapan tidak sehati dengan perbuatan, itu yang dilakukan Manajer PSIS Alamsyah Satyanegara Sukawijaya alias Yoyok Sukawi, ketika mengharapkan suporter untuk bersikap santun dan dewasa dalam memberikan dukungan kemenangan buat PSIS.. suporter adalah pemain ke-12. Wanti-wanti ini diucapkannya ketika kasus rasis pada waktu itu (kasus suporter Arema dan Persik), hal ini di amini oleh Setyo Agung Nugroho, "the secound behind YS". Ketika SNEX bernyanyi tidak senonohpun, kawan-kawan segera mengingatkan kawan lainnya agar tidak terkena sanksi dari Komdis PSSI yang ketuanya berdarah Medan, Hinca Panjaitan.


Beberapa tahun terakhir ini Suporter Semarang terkenal santun dalam menonton, tradisi melempar botol plastik, kencing di tiang gawang, telanjang, dukun, pawang hujan di pinggir lapangan, dll sudah menghilang.. dan sudah menjadi memory lama buat penggemar gila PSIS. Terikan rasis antar sesama suporter Semarang pun sekarang sudah tidak terdengar lagi. Suporter tamu pun sekarang merasakan kenyamanan ketika mendukung tim nya di kandang Mahesa Jenar, sambutan suporter tuan rumah hangat terasa. Kedewasaan suporter mengalami grafik naik secara signifikan.

Mengapa YS melakukan tinju ke wasit ?? Tokoh Muda Sepakbola Semarang yang mempunyai kaliber nasional seharusnya dapat bersikap dewasa apapun hasil pertandingan maupun keputusan wasit. Atau jangan-jangan YS sedang beralih kiblat menekuni seni beladiri tinju. Benar kata pepatah 'rusak susu sebelangga karena nila setitik', rasanya apa yang telah dilakukan YS selama ini menjadi tidak berarti ketika dia melakukan aksi jotos wasit meski cuma kena angin saja. Lalu mengapa itu bisa terjadi YS yang santun dan menjadi panutan suporter semarang menjadi begitu garang dan hilang akal, atau memang jabatan sebagai manajer PSIS musim ini sangatlah berat hingga membuat YS 'stress' atau ada sebab lain 'coba tanya kepada rumput yang bergoyang'.

Ketidakdewasaan YS menular kepada pengurus lain yang rame-rame 'menghakimi' wasit, bahkan agus murod tertangkap kamera TV nasional ketika sedang melakukan aksinya terhadap wasit. Penonton di tribun barat dan VIP pun ikut-ikutan 'naik darah' bahkan ada yang tega melempar polisi bertameng dengan tempat sampah yang notabene rakyat semarang juga. Bahkan Pak Walikota sampe-sampe ikut menenangkan massa dan aparat yang tersulut oleh emosi. Pujian patut dilemparkan pada 2 suporter PSIS di tribun utara dan selatan yang masih tetap berada di posnya masing-masing. Bagaimana seandainya ke dua suporter tersebut turun di tengah lapangan dan melakukan tindakan anarkis ?? Tidak bisa dibayangkan kerusuhan jilid yang kesekian berkobar lagi di tanah Semarang, Untunglah banyak suporter dan penonton menyadari melakukan tindakan tersebut sama saja merugikan dirinya sendiri.


Marilah kita mengedepankan kepentingan bersama, kasalahan sedikit saja, fatal akibatnya, nota-nota denda telah di ditulis oleh PSSI, dan akan dibayar cash oleh kita, pastinya PSIS akan sulit mengarungi liga super kedepan. Apakah itu keinginan kita... tidaaakkk..!!

Penulis : Moch Noor (Snex_Cyber)

[+/-] Selengkapnya...

Yoyok terancam sanksi berat

General Manager PSIS, Yoyok Sukawi terancam sanksi berat menyusul insiden usaha pemukulan terhadap wasit Sunarjo Joko (Jember) yang memimpin pertandingan PSIS vs PSMS (Medan) dalam lanjutan Kompetisi Indonesia Super League (ISL) yang berlangsung di Stadion Jatidiri, Semarang, Kamis (9/10). Ketua Komdis PSSI, Hinca Panjaitan SH saat dihubungi Wawasan, Jumat (10/10) pagi tadi mengakui, secara lisan pihaknya sudah menerima laporan dari pengawas pertandingan partai PSIS vs PSMS.

Sesuai agenda Komdis, pihaknya akan memanggil Yoyok Sukawi, wasit Sunarjo Joko dan wasit pengganti, panpel pertandingan, dan pengawas pertandingan, dalam sidang Komdis di Jakarta, Selasa (14/10) mendatang.

’’Kami menyesalkan insiden pemukulan tersebut. Apalagi, gambar pemukulannya di halaman satu sejumlah koran. Itu kan telanjang sekali. Sanksi tetap akan kami jatuhkan kepada Yoyok. Soal sanksi bakal diputuskan dalam sidang nanti,’’ kata Hinca berapi-api.

Disinggung soal pemukulan itu akibat kepemimpinan wasit yang tak adil? Hinca menandaskan, apa pun alasannya, pemukulan wasit tak bisa dibenarkan. Seburukburuknya wasit, lebih buruk sebuah pertandingan tanpa ada wasit.

"Melihat kasus ini, ibarat menangkap basah pencuri di tengah kota. Kita bisa menangkapnya, tapi apakah kita dibenarkan memukul atau membunuhnya? Tidak boleh itu," kata advokat yang paling disegani di jajaran Komdis PSSI tersebut.

Menurut Hinca, kasus pemukulan wasit adalah insiden kedua pasca Lebaran. Kasus pertama, insiden pemukulan oleh ofisial Mitra Kukar (Samarinda) kepada wasit saat bertanding melawan Persikaba (Bandung) di Divisi I. "Dua kasus itu, akam kami sidang bersama-sama," kata Hinca yang memimpin Komdisi sejak 2007 itu.

Soal kemungkinan sanksi kepada Yoyok? Hinca menandaskan, tergantung hasil sidang. Pihaknya menunggu semua laporan tertulis masing-masing pihak yang terkait dalam partai tersebut.

"Semua akan jelas dalam sidang nanti. Misalnya, sanksi bagi penonton dan Yoyok yang ikut memukul. Selama ini, sanksi paling berat yang kami jatuhkan kepada pemain Arema, Emile Mbamba yang memukul wasit dan diganjar lima tahun," katanya.

Jengkel


Sementara itu Yoyok Sukawi kepada wartawan usai pertandingan mengatakan, dirinya nekat berusaha memukul karena sangat jengkel dan tidak dapat mengendalikan emosi atas kepemimpinan wasit yang jelas merugikan timnya.

Menurutnya, PSMS seharusnya mendapatkan hukuman tendangan penalti sebanyak tiga kali, karena pemainnya handsball dua kali dan sekali melakukan pelanggaran di kotak terlarang.

"Bagaimana tidak emosi. Tim PSIS dibiayai dengan dana swadaya. Kami mencari dana sendiri, tanpa APBD. Namun yang terjadi di lapangan sangat mengecewakan, semuanya hanya sandiwara. Wasit sangat mengecewakan," ujar Yoyok.

Terkait tindakannya, dia mengatakan siap jika nantinya Komdis PSSI akan memberinya sanksi. "Kami siap jika Komdis memberi sanksi. Namun saya juga meminta agar BLI tidak lagi menurunkan wasit seperti itu," pungkas Yoyok.

Sementara itu Panpel PSIS Wahyu Winarto meminta maaf atas terjadinya insiden yang tidak diharapkan tersebut. Pihaknya berjanji ke depan akan lebih memperbaiki lagi hingga insiden tersebut tidak terulang kembali.

"Kami seluruh Panpel meminta maaf kepada penonton, rekan-rekan wartawan dan pihak keamanan. Semoga pada pertandingan selanjutnya tidak terulang kembali, " kata lelaki yang akrab dipanggil Liluk ini. (wawasan)

[+/-] Selengkapnya...

09 Oktober 2008

Bambang Nyekel Bathuk Nek Kalah ...

Snex_News : Sudah nasibnya Bambang Nurdiansyah pelatih PSIS ini.. setelah tongkat estafet di serahkan padanya, hanya satu kemenangan yang persembahkan buat publik Semarang. Dengan masuknya BN, pola permainan PSIS meningkat dengan umpan-umpan pendek dan kerjasama tim yang baik. Namun dengan kualitas pemain yang seperti ini, susah kita mengharapkan PSIS mendapat prestasi yang baik musim ini. Kalau kita sering nonton langsung di Stadion Jatidiri nyaris tidak ada cemoohan atau celaan buat Mas Bambang ini, jadi sebenarnya suporter dan penontonpun paham dengan masalah ini.


Mengenai pertandingan nanti sore, melawan Tim Ayam Kinantan head to head, kualitas pemain PSMS lebih baik. Namun peluang untuk memenangkan pertandingan tetap ada. Apalagi jika pemain tetap bekerja keras, disiplin tinggi dalam menjalankan skema dan strategi yang diintruksikan pelatih.

Mengenai debut kiper Basuki


Mengomentari debut kiper Basuki Setyabudi, Bambang menilai kedua kipernya mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing. Basuki merupakan tipe penjaga gawang yang cocok dengan formasi 4-4-2. Dia menilai penjaga gawang kedua PSIS itu lebih berani keluar sarang ketika daerah pertahanannya mendapat tekanan dari lawan. Dari sisi teknik memang bagus Agus Murod. Tapi Basuki lebih berani keluar. Karena dengan skema 4-4-2 kiper bukan hanya menjaga gawang. Tapi juga dapat berperan sebagai libero.

Peran dari suporter sangat dibutuhkan sekarang.. disaat genting seperti ini PSIS Semarang perlu suntikan semangat dan dukungan yang tak kenal putus dari pemain ke-12 ini. Jangan sampai home ini menjadi tempat yang asing buat Sang Mahesa Jenar.. kalo ini terjadi PSMS Medan bisa mencuri keuntungan ini ... so.. mari kita birukan Jatidiri...

Yo ayo.. ayo Semarang.. kuingin kamu harus menang ....!!!!

[+/-] Selengkapnya...

07 Oktober 2008

Jatidiri Sudah Tidak Angker Lagi !!

Snex_News - Ada asa terbersit "Tak ada yang tak bisa terkalahkan .. !!, mengingatkan kita kisah Nabi Daud AS melawan Jalouth (David dan Goliath), dan rasa kangen bertemu temen-teman di Stadion Jatidiri pasca lebaran kemarin, Sekaligus halal-bihalal massal di sana. Perjalanan dari rumah ke Jatidiri cukup memakan waktu 15 menit saja dan bergegas membeli tiket pintu H2 seharga Rp. 15.000,- (suporter Rp. 12.000). Sembari menunggu jalannya pertandingan siomay hangat menemani malam yang dingin itu.

Kita semua sudah tahu.. lagi-lagi PSIS gagal memetik kemenangan. Seolah-olah menang merupakan barang langka saat ini. Penonton dan suporter pun paham, harga kemenangan merupakan harga yang sangat mahal. Penonton dan suporter siap melihat kekalahan. (anda bisa lihat penonton pulang dengan tertib), dan terkejut melihat PSIS menang. :D

Musim ini Stadion Jatidiri tidak angker lagi.. tim lawan dengan mudah mendulang point di awaynya di Semarang. Harga diri kita seperti diinjak-injak dan malu rasanya PSIS kalah lagi. Karena sering kalah, muka dan hati kita benar-benar di uji rasanya muka kita ditampar dan hati kita di cincang.. tim sekelas PSIS tidak seharusnya jatuh di peringkat bawah yang nista.



Stadion Jatidiri menjadi ladang pembantaian diri sendiri, siapa yang disalahkan ?? Dengan berpikir jernih, nasib naas PSIS banyak faktor yang mempengaruhinya.. sebagai suporter sejati, suporter militan wajib hukumnya mendukung PSIS apapun yang terjadi "JUNGKIR WALIK KANGGO PSIS, DUKUNG SAK MODARE ....", tapi kritik juga harus dijalankan agar ada keseimbangan hingga bisa mengukur mana yang salah dan mana yang baik. Suporter masih menanti asa itu.. dan asa itu ada untuk putaran dua... jangan salah pilih pemain ya... awas ...


PSIS Takluk di Kandang



Tuan rumah PSIS Semarang kembali gagal memetik kemenangan di kandang, setelah takluk dari tamunya Sriwijaya FC (SFC) 1-2 pada lanjutan Djarum Indonesia Super League (ISL), Senin malam (6/10) di Stadion Jatidiri, Semarang.

Ketinggalan terlebih dahulu di menit ke-28 melalui gol hasil tendangan set-piece Ngon A Djam dari luar kotak pinalti, tim Mahesa Jenar akhirnya mampu menyamakan kedudukan melalui sundulan Salomon Bengondo, memanfaatkan umpan Anwaruddin, sehingga kedudukan menjadi 1-1. Gelandang SFC, Zah Rahan, akhirnya memastikan kemenangan timnya, setelah tendangan kerasnya menjebol gawang PSIS di menit ke-63, dan merubah skor menjadi 2-1 untuk Laskar Wong Kito.

Sejak awal, partai ini berlangsung cukup menarik karena, bukan hanya tuan rumah, SFC juga tampil ofensif. Namun, serangan SFC, terutama di separuh awal babak pertama, seringkali gagal oleh strategi jebakan off-side yang cukup efektif, yang diterapkan barisan belakang PSIS. Tercatat dalam 20 menit pertama, 4 kali Ngon A Djam dan kawan-kawan terkena perangkap off-side.

Pada menit ke-16 sebuah peluang emas didapat PSIS melalui tendangan set-piece dari Denny Rumba. Umpan Rumba ke depan gawang mampu dikontrol oleh Gaston Castano. Sayang Gaston kalah cepat dari Charis dalam meneruskan bola.

Setelah beberapa kali gagal menembus pertahanan PSIS yang efektif menerapkan jebakan off-side, di menit ke-28 akhirnya peluang didapat SFC setelah Wijay dijatuhkan lawan di depan kotak pinalti, dan wasit memberikan hadiah tendangan bebas. Ngon A Djam sukses melakukan tendangan set-piece dengan mengarahkan bola ke pojok kanan gawang PSIS yang gagal dijangkau kiper Agus Murod. 1-0 untuk SFC, dan skor ini bertahan hingga jeda istirahat.

Di babak kedua, tepatnya di menit ke-57, tim Mahesa Jenar akhirnya mampu menyamakan kedudukan melalui sundulan Salomon Bengondo. Berawal dari umpan Anwaruddin ke depan gawang, Bengondo mampu memenangi duel di udara untuk melepaskan sundulan ke pojok kiri gawang SFC yang gagal diantisipasi Ferry Rotinsulu. Kedudukan berubah menjadi 1-1.

Di menit ke-63 tendangan keras Zah Rahan dari luar kotak pinalti mampu memastikan keunggulan timnya atas tuan rumah. Bola tendangan Zah Rahan tepat menjebol pojok kanan gawang PSIS yang dikawal Basuki, yang menggantikan Agus Murod. 2-1 untuk SFC.

Pada sepuluh menit terakhir, anak-anak asuhan pelatih Bambang Nurdiansyah mencoba terus menyerang untuk mengejar ketinggalan, namun buruknya penyelesaian akhir dan ketatnya pertahanan SFC, membuat setiap serangan Gaston Castano dan kawan-kawan belum mampu membuahkan gol. Skor akhir tetap 2-1 untuk SFC. (antvsport)

[+/-] Selengkapnya...

06 Oktober 2008

Tak ada yang tak bisa dikalahkan .. !!!

Pelatih kepala PSIS (Semarang) Bambang Nurdiansyah menegaskan, tak akan ada perubahan komposisi pemain saat timnya menghadapi Sriwijaya FC (Palembang) dalam pertandingan lanjutan Kompetisi ISL 2008 di Stadion Jatidiri, Semarang, Senin (6/10).

’’Kalaupun ada perubahan kemungkinan saya hanya akan mengganti posisi yang akan ditinggalkan Edson (Leonardo) yang sakit,’’ kata Bambang usai latihan Jumat (3/10) di Jatidiri.

Menurut dia, ada beberapa alternatif nama yang ia siapkan untuk menggantikan posisi Edson. Salah satunya, kata dia, adalah menempatkan Heri Susilo di posisi centre back.

Menurut Bambang, Heri yang dikenal disiplin akan berduet dengan Kapten timnya Idrus Gunawan. Ia berharap, Heri bisa menjalankan perannya dengan baik untuk menggantikan peran Edson.

Pernyataan Bambang ini seperti menepis keraguan banyak pihak bahwa PSIS yang kalah kualitas dari Sriwijaya akan bermain negatif, dengan bertahan total. Bambang berencana, untuk tetap bermain normal.

’’Menurut saya, tidak ada yang tak bisa dalam sepakbola. Apalagi ini Liga Indonesia, saya berpikir tak ada tim yang tak bisa dikalahkan, termasuk Sriwijaya,’’ kata Bambang yang mencoba optimistis di tengah pesimime publik.

Bambang lantas mencontohkan kemenangan atas Persipura. ’’Ketika kami turun di lapangan, tak ada yang yakin kami bakal menang atas Persipura. Tetapi nyatanya kami bisa. Itu artinya, sebenarnya kami bisa dan tak ada tim yang tak bisa dikalahkan,’’ tegasnya.

Yang terpenting, lanjutnya, adalah kerja keras dari semua anggota tim. Selain itu fighting spirit tinggi perlu ditunjukkan oleh anak asuhnya. Mereka, lanjut Bambang, juga harus menjalankan skema main yang telah disiapkan dengan baik.

’’Yang tidak boleh dilakukan adalah membuat kesalahan fatal yang tak perlu. Pengalaman saat melawan Persiwa (Wamena) adalah pengalaman berharga. Mereka main bagus, tetapi hanya karena kesalahan fatal yang kecil akhirnya menjadi gol dan membuyarkan permainan,’’ imbuhnya.

Organisasi pertahanan


Hanya memang, Bambang mengatakan kalau untuk persiapan menghadapi Sriwijaya FC ini, dalam latihan kemarin pihaknya membenahi organisasi pertahanan. Harapannya, meski tidak bertahan total, tetapi ia berharap, pertahanan timnya bisa lebih solid.

’’Saya terus membenahi organisasi pertahanan, terutama dari lini tengah ke lini belakang. Dan saya melihat anak-anak cukup mengerti apa yang saya sampaikan,’’ kata Bambang.

Secara keseluruhan, kata Bambang, ia berharap pengalaman positif saat mengalahkan Persipura bisa diulang anak asuhnya dalam pertandingan lusa tersebut. (wawasan)

[+/-] Selengkapnya...

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP