29 Oktober 2008

Mungkinkah PSIS Semarang menjadi Sepakbola Industri ?

Written : Adhie S.
Pengamat dan Pencinta PSIS


Ada wacana mengemuka dalam beberapa hari terakhir ini tentang PSIS yang oleh manajer baru akan dibawa ke sepak bola industri. Apa yang dimaksud dengan sepak bola industri ? Sebenarnya jawabannya tidaklah jauh dari keinginan untuk menjadikan klub ini benar-benar profesional. Ukuran profesional dalam bisnis ini adalah bahwa klub dikelola dengan memperhitungkan bahwa setiap rupiah yang dikucurkan adalah investasi. Artinya, setiap rupiah investasi harus dapat dikelola, dilipatkan dan dipertanggungjawabkan kepada pemegang saham. Seperti sebuah perusahaan, PSIS nantinya juga dikelola dengan sistem dan tata kelola bisnis yang selalu menempatkan keuntungan sebagai hal yang utama.

Tidak seperti yang selama ini terjadi. PSIS dibiayai APBD, dan berapa biaya yang dibutuhkan dalam satu musim kompetisi tergantung negosiasi antara eksekutif dengan legislatif. Di sini biasanya terjadi tarik ulur banyak kepentingan, termasuk politik. Tidak salah jika akhirnya, pembiayaan sepak bola terkesan sangat membebani anggaran pemerintah daerah/kota. Secara sederhana sering digambarkan dengan jenaka, bahwa uang rakyat miliaran rupiah hanya dipakai untuk kegiatan 22 orang rebutan bola. Yang merasa dituding balik menjawab, bahwa karena sepak bola masyarakat menjadi senang, bahagia dan tentu itu baik untuk menjaga atmosfer batin masyarakat.

Karena sifatnya yang demikian itu, maka sepak bola kemudian diminati untuk dijadikan media bagi kalangan tertentu yang berkepentingan dengan penggalangan massa. Tarik menarik kepentingan politik kemudian ikut mewarnai, termasuk dalam penentuan pasokan biaya kompetisi. Sebenarnya ini wajar saja. Tetapi, bagaimana bentuk pertanggungjawaban atas penggunaan dana APBD tersebut ? Terutama menyangkut tentang pencapaian prestasi. Tidak ada satu pun yang bisa menjamin bahwa dengan biaya sekian miliar keluar sebagai juara. Karena tidak ada jaminan itulah, maka masalah ini bertentangan dengan semangat dan filosofi anggaran berbasis kinerja.

Di tengah kesulitan seperti itu General Manajer PSIS Anis Nugroho Widharto melontarkan gagasan untuk membawa klub ini menjadi sepak bola industri. Bahkan dia menegaskan, jika PSIS tidak lagi bergantung anggaran pemerintah maka diyakini bebas pula dari kepentingan dan tekanan politik. Ditilik dari niat, gagasan, dan semangatnya tentu sangat menarik. Suatu lompatan luar biasa seandainya benar bisa melepaskan diri dari ketergantungan pemerintah. Karena, jika terus menerus bergantung pada APBD klub-klub dan pengelolanya sepanjang masa tidak akan bisa mandiri. Sangat mudah menjadi manajer karena apa pun dan bagaimana pun biaya akan tetap dipasok dari APBD.


Jika klub ini dikelola secara profesional, maka harus diperlakukan seperti unit usaha. Perusahaan berdiri karena ada pemegang saham. Di sini bisa perorangan, perusahaan, sekelompok orang, pemerintah kota berbagi kepemilikan. Tentu ada modal disetor, dikelola oleh manajer, yang kemudian dipertanggungjawabkan. Sebagai entitas bisnis, semua lini kalau bisa harus menghasilkan uang, mulai dari tiket, asesoris, sponsor, dan sebagainya. Dengan model pengelolaan seperti ini, seorang GM dituntut kreatif dan inovatif dalam menghasilkan uang. Tantangannya bukan hanya mendapatkan kemenangan demi kemenangan, tetapi bagaimana menghasilkan keuntungan bagi klub.

Jika itu terjadi, PSIS benar-benar pindah kwadran. Pindah dari mentalitas “nyadhong” dan “njagakke” menjadi mentalitas kerja keras ! Berlangsunglah pula revolusi budaya yang sangat dimungkinkan menjadi lebih dinamis dibandingkan saat ini. Semangat seperti ini seharusnya didukung, diberikan ruang yang cukup agar gagasan tersebut bisa diwujudkan. Janganlah pesimistik terhadap setiap keinginan untuk berubah. Kepada pemilik gagasan tetaplah kukuh dan tidak goyah karena setiap perubahan di mana pun akan selalu disikapi dengan pro, kontra, lihat-lihat keadaan dulu dan cuek. Sungguh sebuah gagasan yang patut didukung untuk memandirikan pengelolaan klub sepak bola.


0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar, memberi saran atau masukkan tentang posting ini.

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP