12 Maret 2009

Gubernur Jawa Tengah : UANG BUKAN UNTUK BAL-BALAN

Cyber News : Isyarat Gubernur Bibit Waluyo menolak penyertaan modal bagi PSIS melalui PT Mahesa Jenar (MJ) ternyata terbukti. Ia terang-terangan meminta kepada Pemkot Semarang agar dana Rp 20 miliar bisa dialihkan untuk kepentingan rakyat.

Penegasan tersebut dilontarkannya menjawab desas-desus kalau orang nomor satu di Jateng itu memahami kebijakan Pemkot dengan dikuatkan keputusan DPRD Kota Semarang.

’’Siapa yang setuju soal itu. Saya tegaskan menolak. Jelas tho! Itu uang rakyat bukan untuk klub bal-balan,’’ kata dia, Rabu (11/3), usai mengikuti kegiatan Gelar Pasukan Pengamanan Pemilu 2009 (Tahap Inti) di Jl Pahlawan.

Menurut dia, kalau memang PSIS membutuhkan dana sebaiknya mencari sumber sendiri dengan tidak menggunakan dana APBD. Karena pengalokasian APBD sudah ada aturan yang jelas. ’’Tidak ada urusan antara PT (Mahesa Jenar-Red) dengan Pemda. Saya sendiri bingung, kenapa Pemkot bisa mengalokasikan anggarannya ke PT itu,’’ lanjutnya.

Penolakan itu tentunya akan melalui mekanisme evaluasi RAPBD 2009. Setiap gubernur memiliki hak penuh untuk mengevaluasi RAPBD yang diajukan oleh kabupaten/kota. Oleh karena itu, nomenklatur penyertaan modal dalam rancangan anggaran tersebut sudah barang tentu akan dicoret.

Semarang Lambat

Bibit sendiri dalam sebuah kesempatan berbeda menyatakan, bahwa Kota Semarang membutuhkan perhatian penuh. Ia melihat sebagai ibukota provinsi perkembangannya lambat.

Dicontohkannya seperti penanganan banjir, meski sudah ada upaya tetapi masih dirasa belum optimal. ’’Makanya alokasi APBD benar-benar untuk rakyat. Daerahnya saja sering kena banjir, la kok ada alokasi yang bukan-bukan,’’ sindirnya.

Akan Dikawal


Sekretaris KP2KKN Jateng, Eko Haryanto menyambut gembira atas keputusan itu. ’’Ini yang kita harapkan dari sosok kepala daerah,’’ katanya.
Bagi dia, keputusan ini akan dikawalnya besarta pegiat anti-korupsi lainnya sampai DPRD dan Pemkot Semarang menarik atau mencabut keputusannya soal penyertaan modal.

Sesuai mekanisme, gubernur selanjutnya akan memberikan hasil evaluasinya kepada DPRD dan Pemkot Semarang. ’’Tentu saja tujuh hari setelah evaluasi diterima, pemkot maupun dewan akan bersikap. Kalau masih bandel, mengabaikan evaluasi gubernur akibatnya bisa fatal. RAPBD 2009 tidak bisa digunakan. Kalau seperti itu, kasihan masyarakat,’’ ungkapnya.

Sementara Wali Kota Sukawi Sutarip siap mengikuti imbauan Gubernur. Bila penolakan penyertaan modal itu benar terealisasi, maka Pemkot akan mencari strategi lain untuk menghidupkan PSIS. Bisa saja pengurus PSIS nanti membiayai PSIS dengan patungan.

Menurutnya PSIS merupakan klub yang dicintai masyarakat, namun di sisi lain membutuhkan banyak dana. ’’Kami hanya menaati dan tunduk pada arahan Gubernur. Meski demikian kami tetap akan cari jalan lain agar PSIS tetap berdiri. ’’ (SM)

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar, memberi saran atau masukkan tentang posting ini.

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP