03 Oktober 2009

Grouping Divisi Utama Kembali Mentah

Cyber News : Faktor geografis bukan menjadi satu-satunya pertimbangan pembagian wilayah grouping kompetisi sepak bola Divisi Utama 2009-2010. PT Liga Indonesia (PT LI) justru bakal menitikberatkan pada usaha pemaksimalan penonton ke dalam stadion. Maklum dari pengalaman musim lalu, penonton yang hadir di stadion dinilai kurang maksimal.

“Klub-klub Divisi Utama ini berada dalam wilayah yang kecil dan memiliki massa yang terbatas. Penonton di stadion menjadi tidak maksimal jika pembagian tetap dipaksakan dalam grup yang sama,” ujar Joko Driyono, CEO PT Liga, di Jakarta.

Pria asal Ngawi itu lantas mencontohkan klub-klub yang berada di kawasan Daerah Istimewa Jogjakarta, PSS Sleman, PSIM Jogjakarta, dan Persiba Bantul. Dalam provinsi yang hanya memiliki luas 3.186 km tersebut klub harus berebut penonton. “Apalagi kalau jadwal pertandingan bersamaan, stadion bisa lebih tidak maksimal,” ujar Joko.


Dalam daftar peserta Divisi Utama, sejatinya PT LI tak perlu kesulitan membagi wilayah pertandingan jika berdasarkan geografis.

Dari 36 klub, peserta tinggal dikelompokkan ke dalam tiga grup. Masing-masing grup akan dihuni 12 grup. Kebetulan, secara geografis klub-klub di Sumatera tepat berjumlah 12 klub, jika PS Banyuasin tetap menjadi peserta Divisi Utama.

Pada grup II tinggal memasukkan klub-klub yang berada di provinsi Banten sampai Jawa Tengah. Grup III diisi klub-klub di Jawa Timur, mulai dari Persibo Bojonegoro ke arah timur.

Selain itu, PT LI berharap klub-klub sudah bersiap sedini mungkin untuk naik kasta ke Indonesia Super League (ISL). “DI ISL kan tdiak mempertimbangkan geografis,? ujar Joko.

Namun, agar kontestan kompetisi sepak bola kasta kedua tanah air itu tidak terlalu kaget, pihaknya tak akan benar-benar mengacak penyebaran klub.

“Misalnya, tidak mungkin Persidafon Dafonsoro akan bergabung dalam grup klub di Sumatera atau sebaliknya, klub-klub di Sumatera bagian utara berada bersama klub-klub Jawa Timur,” terang dia. Namun sampai kemarin, Joko belum dapat memastikan pelaksanaan manager meeting.

Dia hanya menyatakan kickoff Divisi Utama bakal mundur sampai November. Dalam simulasi yang dilakukan PT LI waktu yang tepat sebenarnya 18 November namun pada waktu tersebut Indonesia menjamu Kuwait di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta. Solusinya, PT LI akan mempertimbangkan waktu pelaksanaan kickoff antara 17 atau 25 November.

Sementara itu, sampai saat ini tak ada perubahan jumlah peserta, yakni 35 klub. PS Banyuasin menyatakan mundur secara resmi. Konsekuensinya klub tersebut didegradasi dari kompetisi ini mulai musim depan. Semen Padang yang dikhawatirkan bakal mundur setelah gempa bumi Rabu (30/9) lalu justru tetap menyatakan kesiapan turut serta. Kebetulan klub besutan Arcan Iurie Anatolievici sedang melakukan uji coba kontra Sriwijaya FC di Palembang.

“Kami terus mengadakan komunikasi dengan Semen padang dan ternyata mereka memiliki semangat yang luar biasa untuk tetap tampil di Divisi Utama,” tukas Joko (JPNN)

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar, memberi saran atau masukkan tentang posting ini.

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP