27 November 2008

Sepakbola Setara dengan Pertanian : Gagal Sebagai Budaya Unggulan

Cyber News : Sungguh belum ada jenis olah raga di Indonesia yang sanggup menandingi sepak bola dalam menarik keterlibatan massa. Karenanya, sepak boleh adalah sebuah instrumen raksasa untuk menyehatkan publik. Maka kepada rakyat Indonesia yang cinta bola ini, butuh dibangunkan lapangan-lapangan yang memadai. Satu kecamatan, idealnya ada satu lapangan bola. Bahkan jika perlu, Indonesia ini terlalu kaya jika cuma harus menyediakan satu kelurahan satu lapangan bola.

Tetapi kenapa ini tidak terjadi? Karena meskipun begitu luas alam Indonesia ini ada kemiskinan di dalam proses berpikir kita. Pikiran yang entah oleh sebab apa tiba-tiba begini mudah tertinggal oleh kemajuan negeri-negeri tetangga. Pikiran yang entah oleh sebab apa, membuat kita alpa menengok kekuatannya nilai-nilai terbaik kita sendiri.

Ada begitu banyak penduduk, ada begitu luas wilayah, ada begitu banyak pecinta bola, tetapi cuma menyediakan lapangan bola di tiap kelurahannya saja kita gagal. Jadi jelas, kegagalan itu terletak lebih pada pikiran kita. Apa jadinya jika negeri ini menempatkan sepak bola sebagai bagian dari tradisi mereka? Rasanya tidak akan seperti ini wajah sepak bola kita; bahwa kegaduhannya jauh lebih menonjol katimbang prestasinya. Sepak bola lalu tidak betumbuh menjadi kekuatan bangsa ini, sebagai ajang kegembiraan publik, sebagai sublimasi yang sehat, melainkan sekadar menjadi bentuk menyalurkan kemarahan-kemarahan terpendam. Masyarakat yang tengah penat oleh berbagai macam tekanan sosial ini, menjadikan sepak bola sebagai pintu terbaik untuk menyalurkan hasrat amuk dan kemarahan.

Salah Urus


Sepak bola Indonesia akan menjadi olah raga paling horor jika bayarannya adalah kekacauan saja. Sebuah aksi yang hanya setara dengan kekacuan negara dalam keadaan perang. Dan di dalam budaya yang sedang sakit, kekuatan-kekuatan terbaik kita, justru akan menjadi keburukan yang begitu besar destruksinya. Sepak bola akan setara dengan pertanian kita: sam-sama salah urus dan gagal dikembangkan sebagai budaya unggulan tempat bangsa ini menemukan prestasi terbaiknya. Di dalam pertanian, para petani hanya akan bertemu dengan status sosial yang rendah dan kemiskinan. Di dalam sepak bola kita hanya bertemu dengan krisis fairplay dan kegarangan tawurannya.

2 komentar:

arista budiyono 19 Desember, 2008 23:45  

dahsyat pemikiran yang cerdas dan disampaikan dengan lugas. artikelnya luar biasa mas

arista budiyono 19 Desember, 2008 23:47  

luar biasa.. ide yang cerdas dan disampaikan dengan lugas... artikel ini sangat menarik.. hebat massss

Posting Komentar

Silahkan berkomentar, memberi saran atau masukkan tentang posting ini.

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP