04 Agustus 2008

Loyalitas Tanpa Batas si Rewo-Rewo



Ketika prestasi PSIS sedang lesu SNEX pun tetap setia mengawal PSIS kemanapun berada. Seperti janjinya pada penggalan lagu

percayalah padaku, mesti di kandang lawan, kamu gak sendirian
majulah Semarang, kamu pasti menang, kamu pasti juara
ayo Semarang team Mahesa Jenar,bantai lawanmu taklukan musuhmu,
kami Semarang Extreme selalu mendukungmu
jayalah-jayalah Semarang.

Memang kali ini keberangkatan SNEX tidak sebanyak pada waktu ke Kediri yang berangkat ngeluruk ke kandang Singo Edan, hal tersebut memang dapat dimaklumi karena semua imbas dari hasil yang di raih oleh PSIS yang cukup lesu darah apalagi hasil dari kediri yang tidak memuaskan.

Keberangkatan SNEX ke Malang dimulai pada Jum’at pukul 22.30 WIB dengan hanya beranggotakan 75 orang mereka berkumpul di Stasiun Poncol lalu berangkat menggunakan KA Matarmaja langsung menuju Malang kira kira tiba di stasiun Kepanjen mMlang pukul 09.00 WIB tanpa sambutan yang meriah bahkan terkesan dingin oleh Aremania padahal ketika di Semarang mereka disambut begitu hangat oleh kawan-kawan hal tersebut dapat dimaklumi karena Aremania memang tidak mempunyai kepengurusan dan hanya disambut atas nama korwil stasiun saja.


Langsung menuju Stadion Kanjuruhan yang pada saat itu cuaca di Malang cukup sejuk dingin cukup membuat kami kedinginan ditambah lagi lokasi stadion yang dekat dengan sawah-sawah saat menunggu waktu pertandingan banyak dilakukan para Snexer dengan tidur, mandi, jajan di sekitar stadion.

Kira-kira jam 13.30 WIB kawan-kawan sudah bersiap-siap memasuki stadion dengan dikoordinasi oleh Pak Ari Setiawan alias ARI BBM, memang penyakit Snex yang satu ini sulit dihindari ketika ingin membeli tiket hanya beberapa saja yang mau membayar tapi yang tidak punya tiket juga memaksa ingin masuk inilah kejadian yang selalu membuat malu nama Snex ketika ngeluruk.

Kejadian dari tahun lalu dan Kediri kemarin berulang lagi di Kanjuruhan. Inilah yang membuat pusing para pengurus hingga tidak bisa berbuat apa-apa terpaksa harus melakukan lobi yang alot dengan Panpel agar semua bisa masuk ke stadion.

Di dalam stadion para Snexer di tempatkan di tribun selatan karena sepi di stadion bisa menonton sambil tiduran ditambah lagi para Snexer seperti terbius melihat aksi Aremania yang begitu atraktif dan cukup membuat merinding hanya sesekali Snex bernyanyi membalas sapaan dari Aremania karena hanya membawa 1 senar drum tentu dirasa sangat kurang untuk mengimbangi para Aremania.

Hasil pertandingan yang memuaskan bagi PSIS tetapi mengecewakan bagi tuan rumah dan baru kali ini pemain lari ke tribun penonton mengucapkan terimakasih atas dukungannya para Snexer bergegas meninggalkan stadion menuju stasiun Kepanjen untuk naik kereta Kediri-Malang bareng dengan para aremania saat itu sambutan cukup hangat disampaikan mereka.setelah tiba di Stasiun Kota Lama karena Stasiun Malang pada pukul 19.00 WIB sudah tutup karena tidak ada kereta lagi terpaksa para Snexer menginap semalan di stasiun.

Esok harinya dengan menggunakan KA Penataran jurusan Malang-Surabaya yang berangkat pada pukul 05.00 WIB melewati pinggir tanggul Lumpur Lapindo tiba di stasiun Surabaya kota (SEMUT) pada pukul 09.00 WIB karena harus mengejar KRD maka semua dengan jalan tergesa-gesa menuju stasiun Pasar Turi yang berjarak 5 km tepat sampai tujuan pada pukul 09.30 WIB.

Pukul 10.00 WIB, KRD berangkat menuju Bojonegoro tiba di Bojonegoro pada pukul 12.30 WIB dan para Snexer harus pindah kereta dengan KA Feeder yang berangkat pada pukul 13.00 WIB dan tiba di stasiun Semarang Poncol pukul 18.00 WIB selamat tanpa gangguan apapun selesai sudah perjalanan Si Rewo-Rewo 3 hari 2 malam makan alakadarnya tidur bagaikan anjing semua tanpa minta balasan apapun hanya prestasi yang dituntut oleh para supporter.

Mungkin lain kali squad PSIS harusnya ikut bersama supporter dan merasakan penderitaan mereka sehingga lebih serius dan semangat dalam bertanding ingat!!!jangan seperti musim sebelumnya karena merasa ada penonton atau tidak dan didukung atau tidak bagi mereka tidak masalah karena ada setan APBD yang membuat meriah sepakbola di Indonesia sesaat tapi bagaikan racun dikemudian hari seperti narkoba nikmat sesaat sengsara kemudian. Selain klub tidak kundung profesional supporter juga tidak kunjung dewasa…

Laporan Pandangan Mata dari Adiet PP SNEX

2 komentar:

Anonim,  04 Agustus, 2008 22:52  

wah bos postinge ngeri...
gawe merinding..
sebar virus perdamaian .

Anonim,  20 Agustus, 2008 04:21  

Salut.....
Kemandirian supporter tentunya menjadi salah satu penunjang kemandirian PSIS sebagai tim yg sedang menuju profesionalitas...
Salut....

Posting Komentar

Silahkan berkomentar, memberi saran atau masukkan tentang posting ini.

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP