17 Maret 2009

"Tur Maut", Konsentrasi atau Lepas.....

Salah Satu Pengais Rejeki di Jatidiri Semarang "Pasrah",
Masa Kampanye Kapolda Jateng Tidak Memberikan izin.
Semua Pertandingan Kandang dipindahkan ke Jawa Timur


Cyber News : Meski ada larangan pertandingan sepakbola dari Polda Jateng, selama masa kampanye dan pemilu. Skuad Mahesa Jenar tetap bertanding. Namun tempat pertandingannya bukan di Jateng melainkan di Papua, dalam partai tandang menghadapi Persipura (28/3) dan Persiwa (1/4).

"Kini, konsentrasi kami untuk melawan Persipura dan Persiwa. Dipastikan, dua pertandingan tersebut bisa digelar sesuai jadwal semula. Polisi setempat sudah mengizinkan dan bahkan sudah dikantongi panpel," terang Manajer Operasional Ari Wibowo, yang mewakili PSIS mengikuti pertemuan dengan Ketua Umum PSSI dan BLI di Surabaya kemarin.

Pada partai konsentrasi, setidaknya PSIS akan menjalani tiga pertandingan lain. Yaitu melawan Persib Bandung, Persela Lamongan dan partai ulangan dengan Persijap Jepara. "BLI menerapkan sistem ini agar kompetisi bisa selesai sesuai jadwal ulang. Ada tim yang meminta kompetisi diberhentikan, namun ditolak oleh Ketua Umum Nurdin Halid," terangnya.

Selanjutnya, tambah Ari, semua pertandingan itu akan dikonsentrasikan di Jawa Timur. Yaitu di Lamongan, Sidoarjo, Malang dan Kediri antara 14 April hingga 5 Mei mendatang.

Untuk biaya panpel, kata Ari, akan ditanggung sepenuhnya oleh BLI dan pemasukan dari tiket juga menjadi hak penuh BLI. Namun tim yang notabene sebagai tuan rumah akan mendapatan fee sebanyak Rp 75 juta tiap pertandingan. Jika partai tersebut disiarkan langsung oleh ANTV, maka PSIS berhak atas uang hak siar sebanyak Rp 15 juta setiap pertandingan sore dan Rp 30 juta untuk pertandingan malam. "Hanya saja, sudah pasti PSIS harus mengeluarkan biaya trasnportasi dan akomodasi selama di Jawa Timur," bebernya

Sementara itu, manajer teknik Setyo Agung Nugroho mengatakan, terkait dengan adanya perubahan jadwal, pihaknya berencana akan merubah program latihan. Sebetulnya usai melawan Persitara Sabtu (14/3) lalu, anak-anak PSIS akan diliburkan latihan selama seminggu.


Demi Keamanan

Polda Jawa Tengah memastikan tidak akan mengeluarkan izin pertandingan sepakbola di wilayahnya. Terhitung selama masa kampanye hingga pemilu 9 April mendatang.
"Kembali kami tegaskan, Polda Jawa Tengah tidak mengeluarkan izin untuk pertandingan sepak bola selama kampanye dan pemilu. Sekali lagi ini untuk kepentingan negera. Ingat, demi kedaulatan negara, pemilu jauh lebih penting dari ada sepakbola," tegas Kapolda Jawa Tengah Irjend Pol Alex Bambang Roatmojo usai menyerahkan mobil barang bukti kepada para pemiliknya di Mapolda kemarin.

Alasannya, tambah Alex, adalah demi keamanan dan kelancaran pemilu. "Kami khawatir akan adanya kerusuhan di lapangan. Selain itu, kami juga khawatir akan dijadikan ajang kampanye oleh seseorang caleg di lapangan," tandasnya.

Simpan Pemain Inti

Dalam menghadapi tim papan atas, yaitu Persipura dan Persiwa. Perhitungan di atas kertas, sangat berat untuk bisa mendapatkan poin di dua pertandingan itu. Manajer Operasional PSIS Ari Wibowo mengatakan, sangat berat untuk bisa mendapatkan poin di laga tersebut. Selain karena faktor teknis, pengaruh faktor nonteknis di dua pertandingan itu juga cukup besar.

Karena itu, untuk menghadapi dua pertandingan tersebut, ia akan mengusulkan agar pelatih untuk rotasi pemain. Bahkan kalau perlu, rotasi tidak hanya satu dua pemain, namun sebagian besar pemain. Selain untuk menyimpan pemain inti, kata Ari, juga sekaligus untuk memberikan kesempatan turun lapangan bagi pemain yang selama ini hanya dibangku cadangan. "Tur ke Papau adalah tur berat. Saya kira tidak ada salahnya kalau pelatih mencoba pemain cadangan. Ya biar pemain inti istirahat dan memberikan jam terbang pemain cadangan," ucapnya.

Ari mengatakan, ada kemungkinan pemain yang selama ini turun di kompetisi ISL tidak semua dibawa dalam tur ‘’maut’’ ke Papua. Palinmg hanya kiper serta pemain belakang Leke. Lainnya adalah pemain para pemain cadangan yang selama ini jarang turun. Seperti Jimyy Max, Restu Kartika, Aulia Tri, Bangun Permana, Gunawan, Prananda, Johan dll. "Meski turun dengan pemain tidak inti, bukan berarti PSIS akan
menyerah begitu saja. Namun sekali lagi, keputusan akhir ada di tangan pelatih," terangnya. Pemilik perumahan Kampung Soemawis itu tidak hanya punya pemikiran untuk menyimpan pemain inti. Namun juga akan mengusukan ke pelatih agar membawa pemain minimalis, artinya tidak sebanyak seperti biasanya.

Kalau dalam tur atau main tandang sebelumnya PSIS selalu membawa 18 hingga 20 pemain. Kalai ini ke Papua cukup membawa 12 atau 13 pemain saja. Dengan rincian, 1 kiper 12 pemain tengah atau dua kiper 11 pemain tengah. Dengan jumlah itu sudah ada dua pemain cadangan. Toh di setiap pertandingan, jumlah pergantian pemain maksimal tiga orang saja. Dan offisial yang dibawa juga tidak sebanyak seperti biasanya.
"Ini demi efisiensi dana. Karena memang dibutuhkan biaya yang banyak untuk bisa sampai ke Papua. Yang penting, PSIS tidakdidiskualifikasi," ucapnya.

Namun hal itu, menurut Ari hanyalah sekedar wacana yang akan diusulkan ke manajemen dan pelatih. Perhitungan di atas kertas, biaya transportasi ke Papua adalah yang paling menghabiskan biaya dari pada tur ke daerah lain. Belum lagi, dari Papua ke Wawena juga menghabiskan dana tidak sedikit.

Apalagi melihat kondisi keuangan PSIS yang ada. Maka sangatlah wajar, jika Ari mengusulkan hal itu. Toh, sangat berat untuk bisa mencuri poin di bumi Papua. Selain pertimbangan faktor teknis, juga faktor non teknis. Karena dari sejumlah tim papan atas yang bertanding di Papua, hanya beberapa saja yang berhasil mencuri mencuri poin. Itupuh tidak banyak, hanya satu poin. (JPNN)

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar, memberi saran atau masukkan tentang posting ini.

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP