12 Juni 2008

MENUNGGU ORKESTRA DI JATIDIRI

Penulis : Agus Junianto (Bang Jun)
Email : snexcommunity@yahoo.com


PSIS Semarang merupakan salah satu team besar dalam kancah Liga Indonesia. Salah satu unsur pendukung sebagai team besar adanya dukungan suporter yang fanatik dalam jumlah missal. Keberadaan suporter PSIS dapat disejajarkan dengan para Bobotoh Bandung, Bonek-nya Surabaya, Aremania di Malang, Jakmania Jakarta, dan sebagainya.

Dari beragam kelompok suporter PSIS, baik yang terorganisir maupun berkelompok dalam skala lebih kecil yang biasanya mewakili distrik atau wilayah tertentu, ada dua kutub suporter yang cukup “menguasai” masa suporter di setiap PSIS berlaga. Mereka adalah Panser Biru dan SNEX. Setidaknya hal tersebut terlihat dalam guliran liga tahun lalu. Betapa dukungan dari dua kelompok suporter tersebut begitu mewarnai dan mendominasi kandang PSIS, stade de JATIDIRI.


Hanya saja, kemeriahan dan totalitas kedua kelompok tersebut dalam mendukung Laskar Mahesa Jenar, masih saja diwarnai persaingan yang kurang sehat, dan cenderung diliputi aroma dendam untuk saling menjatuhkan. Beberapa kali, keduanya terlibat saling ejek di stadion, bahkan sampat pula terjadi gesekan fisik, meski terjadi diluar area stadion. Sungguh sayang disayangkan, mengingat keduanya merupakan pilar-pilar yang cukup mempengaruhi keberhasilan PSIS.

Berbagai upaya dan solusi untuk mengurangi potensi gesekan juga telah dilakukan, baik dari petinggi kelompok maupun dari manajemen PSIS. Beberapa akta, perjanjian, deklarasi perdamaian, hingga symbol-simbol persatuan telah ditampilkan oleh pimpinan kedua kelompok. Namun perdamaian tersebut, ternyata terhenti hanya pada tataran simbol belaka, atau hanya pada tingkat kepengurusan pusat saja. Sementara ditingkat grassroot, potensi gesekan tetap tinggi. Ibarat bom waktu yang menunggu saat untuk meledak.

Menjelang digelarnya Superliga atau Liga Indonesia tahun 2008, ada baiknya semua pihak merenung, terutama Panser Biru dan SNEX, agar selanjutnya dapat mengambil langkah dan kebijaksanaan yang dapat membawa suasana kondusif dan nyaman, bukan hanya untuk anggotanya saja tetapi juga masyarakat yang ingin datang ke stadion untuk mendukung tim kesayangannya sekaligus mencari hiburan. Tentunya hal tersebut tidak tercapai jika di stadion yang muncul hanyalah saling gontok-gontokan antar saudara sendiri.

Ada beberapa hal yang mungkin dapat menjadi pertimbangan untuk mengurangi potensi gesekan antar kelompok suporter :

1.Pengurus Panser Biru dan SNEX harus memiliki komitmen untuk menciptakan perdamaian.
Harus diakui, masih ada sebagai pengurus yang menganggap kelompok lain adalah musuh yang harus dihancurkan, meski tujuannya sama membela PSIS. Kalau demikian sampai kapanpun tidak ada perdamaian sejati di Semarang. Pengurus harus mulai berubah dari sekarang, untuk berkenan membuka diri terhadap berbagai perbedaan. Karena Panser Biru dan SNEX adalah murni produk rakyat bola Semarang.

2.Komunikasi antar pengurus ditingkatkan.
Berbagai gesekan yang terjadi selama ini, pada hakekatnya dapat diredam jika terjalin komunikasi yang intens dan berkelanjutan. Komunikasi tersebut dapat dilakukan secara mandiri, ataupun dimediasi oleh pengurus atau manajemen PSIS. Misalnya : sebelum pertandingan tidak ada salahnya manajemen berkoordinasi dengan suporter mengenai ticketing, keamanan, penjemputan tamu dan sebagainya, sehingga tidak terjadi miskomunikasi. Terkadang gesekan bisa terjadi hanya karena salah paham yang sepele.

3.Hilangkan yel-yel, nyanyian, tulisan dsb, yang bersifat provokatif, menghujat, menghina, dan melecehkan kelompok lain.
Ini yang benar-benar harus dihindari oleh Panser Biru dan SNEX, mengingat penyebab paling mungkin menimbulkan gesekan, karena hal-hal tersebut. Disini fungsi pengurus benar-benar sangat diperlukan guna meredam anggotanya yang memprovokasi. Jangan justru semakin memanasi, sehingga kian menyulut api kemarahan anggotanya. Karena jika ini terjadi, tentunya yang rugi bukan hanya mereka sendiri, tetapi juga masyarakat, dan yang lebih rugi lagi adalah PSIS.

Tentunya masih banyak langkah yang bisa ditempuh oleh Panser Biru dan SNEX, karena mereka lebih tahu permasalahannya, sehingga dapat mencari solusinya. Tetapi semua berpulang kembali kepada kelompok masing-masing, mau dan inginkah mendukung PSIS dengan damai ? damai dalam arti yang sebenarnya, bukan damai yang hanya symbol dibibir, sementara naluri membunuh masih tertanam dihati.

Semoga dimasa yang akan datang, akan tercipta perdamaian sejati, karena masyarakat sudah mendambakan Panser Biru dan SNEX membaur menjadi satu. Meski berbeda baju dan atribut, tetapi berdampingan bersama untuk menyanyikan lagu yang sama, lagu tentang kemenangan PSIS. Sungguh orkestra yang indah, jika Panser Biru dan SNEX dapat bernyanyi bersama, dibawah panduan dirigen Susi Snex dan Kirun Panser. Dan Jatidiri pun menjadi surga bagi suporter ……………

Salam damai dari SNEX COMMUNITY
Anti Anarkhi …. Militansi Tanpa Henti

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar, memberi saran atau masukkan tentang posting ini.

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP